Bergetar Ketika Mendengar Al-Qur’an


Dalam sirah para sahabat, tersbut nama Khalid bin Al-Walid  yang dikenal dengan julukan saifullah al-maslu. Dalam isahnya tertulis,  bahwa setiap kali ia mengambil Mushaf Al-Qur’an untuk membacanya, beliau selalu menangis seraya berkata: Kami telah tersibukkan darimu (wahai Al-Qur’an) oleh jihad!
Nah, jika sang panglima jihad islami sepanjang sejarah senantiasa menangis dengan penuh rasa bersalah karena kurang banyak membaca Kitabullah, karena kerapkali ikut turun dalam medan jiha. Dengan alasan syar’i yang demikian indah, mulia dan agung, yakni kesibukan beliau dalam berjihad fi sabilillah, yang tak lain adalah dalam rangka memperjuangkan dan membela ajaran serta nilai-nilai Al-Qur’an itu sendiri, maka apa kira-kira alasan logis kita ketika selama ini bersikap justru seolah-olah tengah “berseteru” dengan Kalamullah dengan begitu jarangnya kita membuka, membaca dan mencermati pesan-pesan yang ada di dalamnya? Dan apakah kita juga menangis karenanya, seperti sahabat Khalid radhiyallahu ‘anhu dulu menangis?
Sahabat, mari bertobat dan memohon ampun kepada Allah! Mari menangis dengan penuh rasa bersalah dan berdosa kepada Allah, karena selama ini telah lebih sering jauh dengan Kitab-Nya, Al-Qur’an Al-Karim! Dan jika merasa sulit menangis karena itu, maka sudah sepantasnyalah kita menangisi kerasnya hati ini yang telah demikian membatu karena tidak atau jarang tersirami oleh hujan barakah Al-Qur’an!
Mari selalu “menyapa” Al-Qur’an, mengakrabinya seakrab-akrabnya, dan mengharmoniskan hubungan kita dengannya, seharmonis-harmonisnya! Sehingga, dengan demikian, barakah Allah-pun insyaallah akan senantiasa “menyapa” kita, mengakrabi kehidupan kita, dan mengharmoniskan setiap langkah hidup kita dengan hidayah, inayah dan taufiq Allah ‘Azza wa Jalla!

Posting Komentar

0 Komentar